Halaman
Puisi Indonesia versus Puisi Terjemahan
Pelajaran 17
Puisi Indonesia versus Puisi
Terjemahan
Penah menikmati rasa
pizza
atau makanan siap saji lain? Pernah nonton film India,
Cina, atau Amerika? Pernah mendengarkan musik mancanegara? Pernah membaca Harry
Potter? Pernah mengenal kata
bisnis
atau
organisasi
? Nah, makanan, film, lagu, buku, dan
kata-kata itu merupakan produk asing yang kemudian kita “ambil”. Tidak hanya itu, masih
banyak produk asing yang dapat kita nikmati. Di antaranya adalah karya sastra. Salah satu
karya sastra asing yang dapat kita nikmati adalah puisi, baik dalam keadaan sebagaimana
aslinya dalam bahasa asing maupun sesudah diterjemahkan atau disadur ke dalam bahasa
Indonesia. Apa bedanya dengan puisi buatan anak bangsa sendiri? Nah, dalam pelajaran ini
kita akan mencoba mencari jawabannya.
Kemampuan Bersastra
Sumber:
sangkaparan.files.wordpress.com
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
204
A. Mendengarkan
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat mengevaluasi puisi terjemahan yang dibacakan
Mengevaluasi puisi terjemahan
Secara sederhana, puisi dapat dievaluasi dari bentuk dan isi. Dari sisi bentuk, puisi
tampak tersusun dari bunyi, kata, frase, dan kalimat. Masing-masing ditata berlarik-larik dalam
tipografi
yang khas. Beberapa larik disusun dalam satu kelompok-kelompok. Masing-masing
disebut bait. Masing-masing disusun teratur, terus-menerus, susul-menyusul tanpa putus-
putus. Keteraturan serupa itu disebut
irama.
Kata-katanya pun dipilih. Ada yang memiliki
kesamaan bunyi (
rima
), ada yang tidak.
Isi puisi dapat dipahami dari komponen kata, rima, irama, citraan, sarana retorika, dan
gaya yang digunakannya. Rima dan irama tidak memiliki arti denotatif, tetapi dapat menimbulkan
rasa dan bayangan yang jelas membangkitkan suasana, tertentu, dan menggugah perasaan,
pikiran, dan imajinasi
1
. Pilihlah satu atau dua orang dari rekan Anda untuk membacakan puisi
Huesca
karya
John Comford yang diterjemahkan oleh Chairil Anwar berikut! Tugas Anda yang tidak
membaca adalah mendengarkan dengan cermat bacaannya.
Huesca
Jiwa di dunia yang hilang jiwa
Jiwa sayang, kenangan padamu
Adalah derita di sisimu
Bayangan yang bikin tinjauan beku
Angin bangkit ketika senja
Ngingatkan musim gugur tiba
Aku cemas bisa kehilangan kau
Aku cemas pada kecemasanku
Di batu penghabisan ke Huesca
Pagar penghabisan dari kebanggaan kita
Kenanglah, sayang, dengan mesra
Kau kubayangkan ada di sisiku ada
Dan jika untung malang menghamparkan
Aku dalam kuburan dangkal
Ingatkan sebisamu segala yang baik
Dan cintaku yang kekal
Dari John Comford dalam Jassin,
Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45
Uji Kompetensi 17.1
Puisi Indonesia versus Puisi Terjemahan
205
B. Berbicara
2. Analisislah bentuk, makna, tema, topik, dan amanat puisi terjemahan tersebut! Setelah
itu, jelaskan hasil analisis Anda kepada rekan-rekan Anda!
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat membandingkan puisi Indonesia dengan puisi
terjemahan dalam hal penggunaan bahasa dan nilai-nilai estetika yang dianut
Membandingkan puisi Indonesia dengan puisi terjemahan
Selain mempublikasikan karya sendiri, beberapa penyair Indonesia memperkenalkan
sastra asing dengan menerjemahkan dan menyadur. Menerjemahkan berarti mengalibahasakan
sastra asing ke dalam bahasa Indonesia.
Puisi asli dan puisi terjemahan memiliki persamaan, tetapi juga perbedaan. Paling tidak
dalam hal
bahasa, rima, irama
, dan
tipografi
persamaan dan perbedaan itu dapat kita temukan.
Bandingkan puisi yang berjudul
Huesca
dengan puisi berikut! Jelaskan kesamaan bahasa,
rima, irama, dan tipografinya!
Surat untuk Bungbung
Goenawan Mohamad
Tengah malam bulan mendarat
pada atap yang mimpi
Tentang seorang pilot, tanpa pesawat
di atas sawah dan pagi hari
Cemas itu, nak, memang telah jadi umum
dan akan sampa pula kemari
Nah, rapikan rambutmu sebelum kucium
dengan tangkai daun yang lama mati
Dari Taufiq Ismail, dkk (ed.),
Horisan Sastra Indonesia 1 Kitab Puisi
Uji Kompetensi 17.2
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
210
Rangkuman
Ada Apa dalam Sastra Kita?
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menulis karya sastra untuk majalah dinding dan
buletin
Menulis karya sastra untuk majalah dinding dan buletin
Seperti sudah kita ketahui bahwa majalah dinding memuat (1) tajuk rencana, (2) berita
sekolah, (3)
artikel
atau
feature
ilmiah populer, (4) hasil
kreativitas
di bidang sastra, dan (5)
tulisan ringan seperti anekdot, humor, dan teka-teki.
Berlatih menulis puisi sudah kita lakukan. Pada pelajaran ini kita akan berlatih menulis
cerpen. Anda sudah tahu cerpen, bukan? Cerpen merupakan karangan fiksi yang singkat,
selesai dibaca sekali duduk, mengarah kapada kesan tunggal. Karena singkat, cerpen hemat
masalah, ketat, padat, dan tuntas. Bahan yang Anda tuliskan dapat berasal pengalaman
sendiri, pengalaman orang lain, pengamatan, atau bacaan. Apabila penulisan cerpen
terselesaikan, maka, tugas selanjutnya mengirimkan ke media massa dengan harapan agar
dimuat.
1
. Buatklah sebuah cerita pendek untuk konsumsi rekan-rekan di sekolah Anda masing-
masing!
2. Setelah Anda edit, kirimkan cerpen Anda tersebut ke redaksi majalah dinding atau ke
redaksi buletin sekolah Anda masing-masing!
1. Puisi terjemahan dapat dievalusi dari bentuk dan isinya. Bentuknya tampak dari
susunan bunyi dan kata. Unsur tersebut disusun teratur dalam rangka membangun
rima dan
irama
agar terdengar merdu dan dapat menimbulkan kesan mendalam.
2. Puisi asli dan puisi terjemahan memiliki persamaan, tetapi juga perbedaan. Unsur-
unsur intrinsiknya sama. Begitu pula unsur estetikanya meskipun norma yang
digunakan berbeda.
3. Pada pelajaran yang lalu kita telah menganalisis unsur intrinsik cerpen, khususnya
unsur (1) alur (
plot),
(2) tokoh
(actor),
(3) penokohan
(character),
dan (4) latar
(setting).
Pada pelajaran ini kita pun akan belajar menganalisis unsur intrinsik cerpen,
khususnya unsur (1) gaya bahasa
(figurative of language),
(2) tema
(sense),
(3) amanat
(intention),
dan (4) sudut pandang
(point of view).
Uji Kompetensi 17.6
Puisi Indonesia versus Puisi Terjemahan
207
Tapi bagaimanapun, meski Bu Kus tetap merasa selalu dekat dengan Pak Gi, ternyata
setelah tiga puluh tahun lebih tak berjumpa, timbul jugalah kerinduan untuk bernostalgia
dan bertatap muka secara langsung dengan beliau. Maka itulah ketika ia mendengar
kabar bahwa Pak Gi akan menikahkan anaknya, Bu Kus merasa inilah kesempatan yang
sangat tepat.
Lewat tengah hari, selesai makan siang, Bu Kus sudah tak betah lagi tinggal di
rumah. Tas kulit berisi pakaian yang siap sejak kemarin diambilnya, juga sebuah tas
plastik besar berisi segala macam oleh-oleh untuk para cucu di Jakarta. Merasa beres
dan segala tetek bengek ini, Bu Kus pun menyuruh pembantu perempuannya memanggilkan
dokar untuk membawa ke stasiun kereta.
Belum ada pukul tiga Bu Kus sudah duduk di peron stasiun, padahal kereta ekonomi
jurusan Jakarta baru berangkat pukul enam sore nanti. Ketergesa-gesaannya meninggalkan
rumah akhirnya malah membuatnya bertambah gelisah. Rasanya ingin secepatnya ia
sampai di Jakarta dan bersalam-salaman dengan Pak Gi. Berbincang-bincang tentang
masa lalu. Tentang kenangan-kenangan manis di dapur umum. Tentang nasi yang terpaksa
dihidangkan setengah matang, tentang kurir Ngatimin yang pintar menyamar, tentang
Nyai Kemuning penghuni tangsi pengisi mimpi-mimpi para bujangan. Ah, begitu banyaknya
cerita-cerita lucu yang rasanya takkan terlupakan biarpun terlibas oleh berputarnya roda
zaman.
Peluit kereta api mengagetkan Bu Kus. Ia langsung berdiri tergopoh-gopoh naik ke
atas gerbong.
”Nanti saja, Bu! Baru mau dilangsir.”
Tapi Bu Kus sudah telanjur berdiri di bordes. ”Pokoknya sampai Jakarta.”
”Nomor tempat duduknya belum diatur, Bu!”
”Pokoknya punya karcis.”
Dan memang setelah melalui kegelisahan yang teramat panjang, akhirnya Bu Kus
sampai juga di Jakarta. Wawuk, anak perempuannya, kaget setengah mati melihat pagi-
pagi ibunya muncul di muka rumahnya setelah turun dari taksi sendirian.
”Ibu ini nekad. Kenapa tidak kasih kabar dulu?”
”Di telegram kan sudah saya bilang mau datang.”
”Tapi tanggal pastinya Ibu tidak menyebut.”
”Yang penting ibu sudah sampai sini.”
”Bukan begitu, Bu. Kalau kita tahu persis, kan bisa jemput di stasiun.”
”Saya tidak mau merepotkan. Lagi pula saya sudah keburu takut bakal ketinggalan
resepsi
mantunya
Pak Gi. Salahmu juga, tanggal persisnya tidak kamu sebut di surat.”
”Ya, Tuhan, Ibu mau datang ke resepsi itu?”
”Kamu sendiri yang bercerita Pak Gi mau mantu.”
”Kenapa Ibu tidak mengatakannya di surat?”
”Apa-apa kok mesti laporan.”
”Bukan begitu, Bu,” Wawuk sedikit ragu melanjutkan ucapannya. “Ibu kan tidak
diundang?”
”Lho, kalau tidak pakai undangan apa ya lalu ditolak?”
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
208
D. Menulis dan Membaca Aksara Arab Melayu
2. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan penggalan cerpen
Kado Istimewa
!
a. Sebutkan dua orang pelaku dalam penggalan cerpen ”Kado Istimewa”! Sebutkan pula
perwatakan masing-masing! Dari mana Anda tahu mereka memiliki watak demikian?
Coba jelaskan!
b. Peristiwa apa sajakah yang dialami Bu Kus? Coba ceritakan secara singkat!
c. Kapan, di mana, dan dalam situasi bagaimanakah peristiwa-peristiwa yang dialami Bu
Kus?
d. Apakah yang menjadi tema dan amanat cerpen ”Kado Istimewa”?
e. Di manakah pengarang menempatkan diri pada kutipan cerpen di atas? Dimana paula
pengarang menempatkan diri pada penggalan berikut?
Mendengar bedug berkepanjangan seperti malam ini, aku ingat masa kecilku ketika
masih
sregep
mengaji di langgar Haji Syafii di kampungku. Bagaimana aku bisa
melupakan itu, bedug di senyap malam yang menggetarkan jiwa. Aku masih merasakan
kenikmatan yang terkandung dalam bunyi itu (Djamil Suhirman,
Umi Kalsum
).
Tujuan Pembelajaran:
Anda diharapkan dapat mengalihkan teks aksara Arab Melayu ke dalam
aksara Latin serta menulis kembali cuplikan sastra Indonesia klasik dari
teks berhuruf Arab Melayu ke dalam huruf Latin.
Mengenal kata ulang dan kata majemuk dalam huruf Arab Melayu
1. Kata ulang
a. Kata ulang utuh
Kata ulang utuh, juga bentuk ulang, dituliskan dengan angka dua (
) meskipun
tidak semua diulang.
apa-apa
berjalan-jalan
b. Kata ulang berakhiran -an, -i, -kan
1) Akhiran
-an, -i
dan -
kan
pada suku tertutup tidak menyebabkan perubahan penulisan.
orang-orangan
memanas-manasi
2) Akhiran -
an
pada suku terbuka ditulis dengan menambahkn huruf pelancar yang
sesuai sesudah angka dua.
tari-tarian
kehijau-hijauan
3) Akhiran -
an
pada suku terbuka ditulis dengan menambahkan huruf hamzah (
)
sesudah angka dua.
kuda-kudaan
bercinta-cintaan
Puisi Indonesia versus Puisi Terjemahan
209
c. Kata ulang berkhiran -ku, -mu, -nya
Akhiran -
ku, -mu
,
dan
-
nya
tidak menyebabkan perubahan penulisan
.
kuda-kudaku
selama-lamanya
2. Kata majemuk
a. Kata majemuk yang setiap unsurnya dapat berdiri sendiri, ditulis terpisah
hari raya
kapal layar
b. Kata majemuk yang unsur-unsurnya serangkai, ditulis serangkai
matahari
manakala
c. Sebagian majemuk ditulis menyimpang dari ketentuan di atas.
seriratu
kalajengking
1. Salinlah ke dalam huruf Arab Melayu!
a. Seekor kancil lengket pada orang-orangan itu.
b. Oleh petani, kancil itu ditangkap dan dibawa pulang.
2. Salinlah ke dalam huruf Latin!
Dari
Sejarah Melayu
Uji Kompetensi 17.4
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
210
Rangkuman
Tujuan pembelajaran:
Anda diharapkan dapat menulis karya sastra untuk majalah dinding dan
buletin
Menulis karya sastra untuk majalah dinding dan buletin
Seperti sudah kita ketahui bahwa majalah dinding memuat (1) tajuk rencana, (2) berita
sekolah, (3)
artikel
atau
feature
ilmiah populer, (4) hasil
kreativitas
di bidang sastra, dan (5)
tulisan ringan seperti anekdot, humor, dan teka-teki.
Berlatih menulis puisi sudah kita lakukan. Pada pelajaran ini kita akan berlatih menulis
cerpen. Anda sudah tahu cerpen, bukan? Cerpen merupakan karangan fiksi yang singkat,
selesai dibaca sekali duduk, mengarah kapada kesan tunggal. Karena singkat, cerpen hemat
masalah, ketat, padat, dan tuntas. Bahan yang Anda tuliskan dapat berasal pengalaman
sendiri, pengalaman orang lain, pengamatan, atau bacaan. Apabila penulisan cerpen
terselesaikan, maka, tugas selanjutnya mengirimkan ke media massa dengan harapan agar
dimuat.
1
. Buatklah sebuah cerita pendek untuk konsumsi rekan-rekan di sekolah Anda masing-
masing!
2. Setelah Anda edit, kirimkan cerpen Anda tersebut ke redaksi majalah dinding atau ke
redaksi buletin sekolah Anda masing-masing!
1. Puisi terjemahan dapat dievalusi dari bentuk dan isinya. Bentuknya tampak dari
susunan bunyi dan kata. Unsur tersebut disusun teratur dalam rangka membangun
rima dan
irama
agar terdengar merdu dan dapat menimbulkan kesan mendalam.
2. Puisi asli dan puisi terjemahan memiliki persamaan, tetapi juga perbedaan. Unsur-
unsur intrinsiknya sama. Begitu pula unsur estetikanya meskipun norma yang
digunakan berbeda.
3. Pada pelajaran yang lalu kita telah menganalisis unsur intrinsik cerpen, khususnya
unsur (1) alur (
plot),
(2) tokoh
(actor),
(3) penokohan
(character),
dan (4) latar
(setting).
Pada pelajaran ini kita pun akan belajar menganalisis unsur intrinsik cerpen,
khususnya unsur (1) gaya bahasa
(figurative of language),
(2) tema
(sense),
(3) amanat
(intention),
dan (4) sudut pandang
(point of view).
Uji Kompetensi 17.6
Ada Apa dalam Sastra Kita?
Puisi Indonesia versus Puisi Terjemahan
211
4. Berlatih menulis cerpen merupakan kegiatan kreatif sekaligus rekreatif. Menulis
cerpen berarti menyusun karangan fiksi yang singkat, selesai dibaca sekali duduk,
mengarah kapada kesan tunggal. Bahan yang Anda tuliskan dapat berasal dari
pengalaman sendiri, pengalaman orang lain, pengamatan, atau bacaan.
5. Penulisan kata ulang dengan Aksara Arab Melayu biasanya cukup dilakukan dengan
membubuhkan angka dua. Menulis kata gabung disesuaiklan dengan lafalnya.
1. Jelaskan persamaan dan perbedaan puisi asli dan terjemahan ditinjau dari unsur-unsur
intrisiknya!
2. Analisislah penggalan berikut dari perwatakan dan sudut pandang pengarang!
Sejak menjadi mantan pejabat, paman mengidap penyakit aneh yang membingungkan.
Mula-mula paman mengeluh sakit kepala dan perut. Konon, kepala dan perutnya seperti
ditusuk-tusuk ribuan jarum. Rasanya sangat nyeri dan panas. Paman kemudian berobat
ke dokter. Setelaj memeriksa paman, diopkter memberikan obat antinyeri. Tetapi setelah
minum obat itu, paman justru semakin menderita. Rasa nyeri di kepala dan perutnya
semakin menyiksanya. “Sebaiknya Paman menjalani Check up supaya penyakit Paman
segera ketahuan dan dokter pun mampu mengobatinya dengan cermat,” saranku. Paman
segera check up di rumah sakit. Dan hasil check up itu menunjukkan bahwa paman
sehat-sehat saja (Maria Magdalena Bhoernomo, “Simpanan Paman”).
3. Ubahlah gaya dia-an pada penggalan berikut menjadi gaya aku-an! Ganti
Pagi itu Aku membeli selembar kertas folio bergaris dan sampul surat di toko Pak RW.
“Wah, kemajuan! Mau kirim surat kepada siapa?” komentar Pak RW.
Aku tersipu. “Saya mau berikhtiar, Pak RW. Semoga berhasil.”
“Berikhtiar apa kok pakai surat segala?”
“Saya mau menulis surat kepada Bapak Presiden.”
Pak RW terpana. “Jangan main-main, kamu! Apa maumu sebenarnya?”
Wage lantas menjelaskan rencananya secara rinci. Pak RW manggut-manggut maklum.
Ia tiba-tiba merasa bangga karena ada warganya yang ternyata punya pikiran maju.
(Maria Magdalena Bhoernomo, ‘Surat Wage kepada Presiden’).
4. Tentukan tema dan amanat puisi berikut!
Seorang saudagar pun datanglah mendekati
Bicaralah pada kami tentang Jual dan beli.
Menjawablah ia, dan katanya;
Kepadamu sang bumi memberikan buah-buahan
Dan manusia tak akan mengalami kekurangan,
Asalkan kau mengetahui bagaimana cara mengisi tangan.
Di dalam pertukaran hasil kekayaan bumilah,
Maka manusia mendapatkan pangan yang melimpah ruah,
Dan di situlah ia memperoleh kepuasan.
Evaluasi
Kompeten Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA/MA Kelas XII (Bahasa)
212
Refleksi
Namun pabila pertukaran hasil bumi tak berdasarkan kasih sayang,
Serta tak dijiwai oleh semangat keadilan yang paramarta,
Maka dia akan menggelincirkan sebagian besar umat kepada keserakahan
Dan sebagian lagi akan menderita kelaparan.
Dari Gibran Kahlil Gibran,
Sang Nabi
5. Salinlah kedua kalimat berikut dengan huruf Latin!
Tanyakan kepada guru Anda masing-masing, berapa skor yang Anda peroleh dari jawaban
Anda atas soal evaluasi di atas! Cocokkan dengan tabel berikut untuk mengetahui tingkat
keberhasilan Anda dalam mempelajari materi pada pelajaran ini.
Tabel Penguasaan Materi
Skor
Tingkat Penguasaan Materi
85 – 100
Baik sekali
70 – 84
Baik
60 – 69
Cukup
< 60
Kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai skor 70 ke atas, Anda tergolong siswa yang
berhasil. Akan tetapi, kalau skor yang Anda peroleh di bawah 70, Anda harus mengulangi
pelajaran ini, terutama bagian materi yang belum Anda kuasai.